APA ITU IBRAH?
I’tibar biasa diartikan dengan mengambil ibrah. Namun, tahukah anda apa itu ibrah?
Kata ibrah (عبرة) berasal dari `abara – ya`buru – `abratan wa `ibratan yang pada asalnya berarti menyeberang dari satu tepi sungai ke tepi yang lain yang ada di seberangnya. Karenanya, sampan penyeberang dalam bahasa Arab disebut `abbârah.
Terkait dengan hal ini, Imam Ghazali (450 – 505 H = 1058 – 1111 M) berkata:
مَعْنَى الاِعْتِبَارِ أَنْ يَعْبُرَ مَا ذُكِرَ إِلَى غَيْرِهِ فَلَا يَقْتَصِرُ عَلَيْهِ (إحياء علوم الدين 1 / 62).
Makna I`tibar adalah seseorang yang menyeberang dari apa yang disebutkan kepada apa yang tidak disebutkan, karenanya ia tidak membatasi diri pada apa yang disebutkan sahaja. (Ihya’ `Ulumud-Din 1/62).
Lalu Imam Ghazali member contoh sebagai penjelasan. Beliau berkata:
Misalnya, seseorang menyaksikan suatu musibah yang menimpa orang lainnya, maka jadilah musibah itu sebagai ibrah baginya, maksudnya, orang itu “menyeberangkan” apa yang dilihat dan disaksikannya kepada dirinya untuk menggugah kesadarannya bahwa bisa saja dirinya terkena musibah yang mirip dengannya.
Jadi, seseorang yang mengambil ibrah artinya ia menyeberangkan suatu peristiwa yang terjadi pada orang lain ke arah dirinya.
Semoga bermanfaat, amin
Surat Al-Kahfi adalah surat dalam Alquran yang bermuatan kisah-kisah hikmah. Dan itu tampak dari sebagian besar ayat-ayatnya. Setidaknya ada empat kisah utama dalam surat ini: kisah Ashhabul Kahfi, kisah pemilik dua kebun, kisah Nabi Musa ‘alaihissalam, dan kisah Dzul Qarnain. Nah.. tulisan kali ini hanya mengajak para pembaca memasuki muatan faidah dari kisah Pemilik Dua Kebun. Kisah yang Allah cantumkan antara ayat 32 hingga 44 dari surat Al-Kahfi.
Tidak didapatkan hadits shahih dari Nabi ﷺ yang bercerita kepada kita tentang kisah ini. Maklumat yang kita miliki hanyalah Alquran saja. Karena itu, akan dijabarkan satu per satu ayat Alquran sebagai perangkat cerita. Apa yang tak disebutkan Alquran, kami pun tak akan membicarakannya.
Alquran mengisahkan tentang dua orang lelaki di zaman dulu. Keduanya bersahabat. Yang satu beriman. Dan temannya ingkar. Alquran tak menerangkan siapa mereka. Namanya. Di zaman siapa mereka hidup. Dimana tempat mereka hidup. Semua disamarkan. Jadi, kita tak tahu siapa mereka. dimana mereka hidup. Dan di zaman apa mereka ada.
Orang yang beriman dalam kisah ini, Allah ﷻ uji dengan kesempitan hidup. Sedikit rezeki, harta, dan barang yang ia miliki. Tapi Allah memberinya nikmat terbesar, yaitu nikmat iman, yakin, dan ridha dengan takdir Allah. Serta berharap surga yang ada di sisi-Nya. Nikmat ini lebih utama dari harta dan materi yang fana.
Temannya yang ingkar, Allah uji dengan kelapangan rezeki. Kemudahan duniawi. Dan Allah beri untuknya harta dan materi yang melimpah. Allah uji dia, apakah bersyukur atau malah kufur. Apakah rendah hati atau malah menyombongkan diri.
Allah mengaruniai yang ingkar dengan dua kebun. Alquran menyebutkan tentang dua kebunnya sebagai berikut:
جَعَلْنَا لأحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِن أعنابٍ وحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وجَعَلْنَا بينهما زَرْعًا * كِلتا الجنَّتَيْن آتتْ أُكُلَهَا ولم تَظْلِم منه شَيئًا وفَجَّرْنَا خلالهما نَهَرًا * وكان لهُ ثَمَرٌ
“Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai kekayaan besar.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 32-34).
Si kafir memiliki dua buah kebun anggur. Pohon-pohon kurma mengelilingi kebunnya sebagai pagar. Di antara dua kebun itu, ada ladang. Allah alirkan air ke kebun itu. Saat panen, ia merasakan limpahan anggur, kurma, dan hasil ladang. Ia kaya, menikmati hasil panennya.
Dengan penataan kebun yang hebat ini, ia pun berbangga. Ia memiliki ilmu dalam mengatur dan memaksimalkan lahan. Ia mampu menggabungkan tanaman yang berbeda dengan susunan rapi, serta irigasi yang baik. Ditambah lagi, dengan perawatannya, ia bisa panen dengan maksimal. Ia pun masuk ke dalam kebun dengan congkak, padahal ia menzhalimi dirinya sendiri. Ia ingkar dengan anugerah Rabbnya. Dan sombong pada orang lain.
Ia berkata,
فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا
“Maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: “Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 34).
Tak hanya itu, kenikmatan harta dan pengikut telah membuatnya lupa. Ia sangka miliknya itu kekal. Padahal bagaimana bisa sesuatu yang fana menjadi abadi. Ia berkata,
وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَٰذِهِ أَبَدًا
“Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 35).
Harta dan materi yang ia miliki benar-benar membuatnya tenggelam.
وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَىٰ رَبِّي لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا
“Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 36).
Demikianlah perasaan seseorang ketika merasakan puncak kuasa dan kaya. Ia pongah. Menyangka karunia harta adalah bukti Allah sayang padanya. Sehingga ia mengira di akhirat akan mendapatkan kedudukan serupa. Atau lebih baik lagi.
Temannya yang beriman mengajaknya ingat kepada Allah. Berusaha menyelamatkan sang teman yang merasa sudah di awang-awang. Terbang, lupa daratan.
قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا
Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya — sedang dia bercakap-cakap dengannya: “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? (QS:Al-Kahfi | Ayat: 37).
Temannya berusaha mengingatkan agar beriman kepada Allah. Bersandar dan berserah diri pada-Nya. Bukan berserah diri, mengandalkan harta dan pengikut yang ia miliki. Terkadang, seorang yang memiliki kelebihan harta dan popularitas mengatakan, “Mudah, bisa diurus.” Karena apa? Karena ia menganggap dengan materi semuanya bisa diselesaikan dan diatur karena bisa menundukkan orang lain.
Temannya melanjutkan,
وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ إِنْ تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَوَلَدًا
“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 39).
Manusia itu asalnya sama. Pengaturan banyak sedikitnya harta, bukan hasil daya upaya manusia. Di dunia, manusia hanya memainkan peran sebagai orang kaya atau orang miskin. Ketika berperan sebagai orang kaya, gunakan untuk kebaikan, bukan malah sombong, karena ini cuma peranan. Ketika miskin, jangan sampai kehilangan iman. Dan bersabar. Nanti ada ‘upah’ setelah memainkan peranan dengan baik.
فَعَسَىٰ رَبِّي أَنْ يُؤْتِيَنِ خَيْرًا مِنْ جَنَّتِكَ وَيُرْسِلَ عَلَيْهَا حُسْبَانًا مِنَ السَّمَاءِ فَتُصْبِحَ صَعِيدًا زَلَقًا * أَوْ يُصْبِحَ مَاؤُهَا غَوْرًا فَلَنْ تَسْتَطِيعَ لَهُ طَلَبًا
“Maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik dari pada kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu; hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin. atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi”. (QS:Al-Kahfi | Ayat: 40-41).
“Sesuatu yang lebih baik dari kebunmu” ini maksudnya adalah bagian di akhirat kelak. Dan engkau karena kesombonganmu, yang menyangka kebunmu ini abadi, berbuat congkak tapi malah menyangka dapat bagian lebih baik di akhirat, semoga Allah memberi pelajaran dengan membuat kebunmu hancur. Mudah-mudahan engkau tersadar, sehingga membuatmu kembali mengingat Allah.
وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلَىٰ مَا أَنْفَقَ فِيهَا وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّي أَحَدًا
“Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: “Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku”. (QS:Al-Kahfi | Ayat: 42).
Tak ada yang mustahil bagi Allah. Tak ada seorang pun yang mampu mencegah Allah melakukan kehendak-Nya. Anak, istri, atau siapapun, takkan mampu menolong seseorang dari hukuman Allah.
وَلَمْ تَكُنْ لَهُ فِئَةٌ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مُنْتَصِرًا
“Dan tidak ada bagi dia segolonganpun yang akan menolongnya selain Allah; dan sekali-kali ia tidak dapat membela dirinya.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 43).
Demikianlah kisah yang penuh hikmah ini. Kisah nyata yang pernah terjadi. Agar kita tidak meniru yang salah dan tidak lagi mengulangi. Sesungguhnya Allah Maha Mampu dan Maha Perkasa. Kami tutup kisah ini dengan hadits Nabi ﷺ agar kita bisa memahami perbandingan nikmat iman dan nikmat dunia.
إن الله يعطي الدنيا من يحب ومن لا يحب ولا يعطي الدين إلا من يحب
“Sesungguhnya Allah memberi dunia kepada siapa yang Dia cinta dan juga pada yang Dia benci. Tapi Dia tidak memberi nikmat agama ini (Islam dan iman), kecuali hanya pada orang yang Dia cintai.” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak-nya)
2) PENGAJARAN SURAH AL-KAUTSAR
Surah al-kautsar adalah surah yang ke 108 di dalam al-Quran yang bermaksud kebaikan atau membawa nikmat yang banyak. Surah ini hanya mengandungi tiga ayat sahaja dan diturunkan di Makkah dengan membawa pengertian tentang sungai di syurga. Menurut para ulama yang mentafsir surah ini, sungai di syurga bererti sebuah kolam sungai yang diperbuat daripada batu permata yang begitu indah dan cantik. Manakala rasanya pula lebih manis daripada madu, warnanya lebih putih daripada susu dan baunya lebih wangi daripada kasturi.
Dinamakan al-Kautsar kerana Allah SWT telah mengurniakan kepada Nabi Muhammad SAW kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat. Surah ini disifatkan juga sebagai surah penghibur hati Nabi Muhammad SAW kerana ketika itu baginda bersedih atas kematian dua orang yang dikasihi iaitu anak lelakinya Ibrahim dan bapa saudaranya Abu Talib.
Hadith muslim meriwayatkan Anas bin Malik menyatakan bahawa Nabi Muhamad SAW bersabda yang bermaksud “al-Kautsar adalah sebuah sungai sebelum menjelang ke syurga. Allah telah menurunkannya kepadaku. Allah menjanjikan di syurga nanti ada sungai itu untuk aku. Kemudian Anas bertanya sama ada sungai itu untuk Nabi Muhamad SAW sahaja? lalu baginda menjawab sebenarnya al-kautsar itu untuk umatnya jugak. Sungat al-Kautsar ni diberi gambaran sebagai sebuah sungai yang sangat indah. Walaupun seluruh umat manusia meminum dari telaga itu ianya tidak akan kering.
Dalam ayat ini juga turut memperjelaskan tentang Allah SWT telah memberikan kepada Nabi Muhammad SAW kebaikan yang tertinggi sehingga mencapai kepada kemuncaknya iaitu mendapat anugerah teragung kehebatan sungai al-kauthar di dalam syurga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari ,Mualim,Ahmad,al-Tarmizi daripada Anas.
Tidak ada yang lebih nikmat bagi seseorang muslim melainkan untuk menjadi penghuni syurga Allah dan mendapat kenikmatan yang banyak seperti yang dinukilkan melalui surah al-kautsar. Kenikmatan yang tertinggi hanya diperolehi bagi penghuni syurga yang dipilih Allah SWT untuk merasai kenikmatanya.Nilai setiap sesuatu perkara yang dilakukan oleh seseorang muslim adalah mengikut ukuran Allah SWT dan bukan menurut ukuran manusia. Sebab itulah setiap amalan yang kita lakukan dikehendaki dilakukan dengan seikhlasannya hanya kerana Allah. Setiap perbuatan serta tindakan yang dilakukan hendaklah berpandukan kepada al quran dan al hadis agar kita tidak terpesong dari ajaran agama yang sebenar.
3) PENGAJARAN SURAH AL FALAQ
Surah ini mempunyai 5 ayat. Merupakan surah Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Fiil. Nama Al-Falaq diambil dari perkataaan Al-Falaq yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang bermaksud waktu subuh.
Isi penting surah:
Perintah agar kita berlindung dengan Allah s.w.t. dari segala macam kejahatan.
Sebab turun: Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah sakit yang agak parah, sehingga datanglah kepadanya dua malaikat, yang satu duduk di sebelah kepalanya dan yang satu lagi duduk di sebelah kakinya. Berkatalah malaikat yang berada di sebelah kakinya kepada malaikat yang berada di sebelah kepalanya: "Apa yang engkau lihat?" Ia berkata: "Dia kena guna-guna." "Apa guna-guna itu?" "Guna-guna itu sihir." "Siapa yang membuat sihirnya?" Ia menjawab: "Labid bin al-A’syam Alyahudi yang sihirnya berupa gulungan yang disimpan di sumur keluarga Si Fulan di bawah sebuah batu besar. Datanglah ke sumur itu, timbalah airnya dan angkat batunya kemudian ambillah gulungannya dan bakarlah." Pada pagi hari Rasulullah saw. Mengutus Ammar bin Yasir dengan kawan-kawannya. Setibanya di sumur itu tampaklah airnya yang merah seperti pacar. Air itu ditimbanya dan diangkat batunya serta dikeluarkan gulungan itu ada tali yang terdiri atas sebelas simpul. Surah al-Falaq dan an-Nas turun berkenaan dengan peristiwa itu. Setiap kali Rasulullah saw. mengucapkan satu ayat terbukalah simpulnya.
(Penguat hadith ini turut terdapat dalam riwayat Sahih Bukhari).
[قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ]
1. Katakanlah: Aku berlindung dengan Tuhan Yang Menguasai subuh.
- Hanya Allah Tuhan yang Maha Kuasa untuk melindungi diri kita dan seluruh makhluk-Nya.
- Subuh itu hadir setelah malam yang gelap-gelita. Begitu juga ujian hidup bersilih-ganti, dan semakin hebat kesukaran menandakan semakin hampirnya kemudahan sebagaimana apabila semakin pekatnya malam menandakan semakin hampirnya waktu Subuh.
[مِن شَرِّ مَا خَلَقَ]
2. dari kejahatan apa yang telah Dia ciptakan.
- Segala sesuatu bergantung kepada-Nya kerana Dialah yang menciptakan segala sesuatu. Dialah al-Khaliq (الخالِق), dan selain daripada-Nya adalah makhluk (المخلوق).
-Maka sebagai makhluk dan ciptaan-Nya kepada siapakah kita memohon perlindungan? Hanya Allah Tuhan yang Maha Pencipta, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
- Setelah kita berusaha bersungguh-sungguh untuk melindungi diri, keluarga, masyarakat dan negara contohnya, apa-apa pun yang ingin kita lindungi, kita meletakkan sepenuh harapan kita kepada-Nya. Meyakni dan mempercayai kuasa-Nya. Apapun yang berlaku, kita reda dengan takdir dan ketetapan-Nya.
[وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ]
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita
- Ayat ini menggambarkan bahawa malam yang gelap gulita itu merupakan masa orang-orang jahat dan segala kejahatan bermula. Ini kerana kejahatan itu bersifat gelap dan tersembunyi.
- Oleh itu, selain berhati-hati di waktu malam dengan langkah-langkah keselamatan, kita mestilah sering berdoa dan membaca surah ini untuk meminta perlindungan kepada Allah s.w.t. daripada segala kejahatan dan bahaya.
[وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ]
4. dan dari kejahatan wanita-wanita (sihir) yang menghembus pada ikatan-ikatan.
- Ayat ini menggambarkan kejahatan sihir yang mana kaum wanita melebihi kaum lelaki dalam bab ini. Ini kerana wanita mempunyai fizikal yang lemah dan emosi yang tinggi. Maka, selalunya ketidak puasan hati menyebabkan mereka menggunakan sihir. Berbeza dengan lelaki yang menunjukkan ketidakpuiasan hati selalunya menggunakan pergaduhan fizikal.
[وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ]
4. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.
- Dengki/hasad itu bermaksud apabila seseorang membenci nikmat yang diberikan kepada orang lain dan selalu berharap agar nikmat itu hilang.
- Orang yang dengki sanggup melakukan apa sahaja agar orang yang didengkinya merana.
- Oleh itu, Allah s.w.t. mengajar kita agar meminta pertolongan dan perlindungan kepada-Nya kerana hanya Dia yang Maha Berkuasa untuk melindungi makhluk-Nya daripada segala bahaya.
Antara Sunnah Rasulullah SAW berkaitan surah al-Falaq:
1. Membaca surah al-Falaq 3 kali sebelum tidur (bersama surah al-Ikhlas dan an-Nas)
2. Membaca surah al-Falaq 3 kali di waktu pagi dan petang (bersama surah al-Ikhlas dan an-Nas)
3. Membaca surah al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas dalam rakaat terakhir witir.
RUJUKAN :
1.GOOGLE
2BUKU RUJUKAN
How to download free slots games on the - Tioga Radar
ReplyDelete[1] A lot 2018 ford fusion hybrid titanium of baoji titanium the online slot games on the market will 2013 ford focus titanium hatchback not be easy to download and download to play on titanium headers your mobile titanium flat irons device.